Bikasmedia.com, Konawe Selatan – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menggelar rapat koordinasi dalam rangka mengantisipasi dampak buruk El Nino khususnya potensi bahaya kekeringan, kebakaran hutan dan lahan serta kerawanan pangan. Selasa, 24/10/2023.
Sebelumnya Pemda Konsel telah mengeluarkan Instruksi melalui Surat Edaran bernomor 8002-2-1/4791/2023 untuk melakukan peningkatan kesiapsiagaan disemua tingkatan khususnya pemerintah kecamatan, desa dan kelurahan dalam pencegahan dampak El Nino.
Menindaklanjuti hal tersebut Bupati H Surunuddin Dangga ST MM langsung Gerak Cepat (Gercep) melakukan rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait. Yang dihadiri oleh Sekertaris Daerah, Pimpinan OPD, Camat dan Lurah lingkup Pemda Konawe Selatan.
Dari hasil koordinasi itu, terungkap sejumlah kecamatan terkena dampak El Nino seperti, areal persawahan gagal panen, tambak udang dan ikan kekeringan serta kurangnya sumber air bersih.
Tak hanya itu, kerawanan pangan juga terjadi akibat naiknya harga beras, gula pasir dan komoditi strategis lainnya.
Olehnya itu, Bupati Surunuddin Dangga menginstruksikan seluruh stakeholder terkait untuk melakukan intervensi soal kebutuhan pangan dan air bersih.
“kita harus bergerak cepat dengan melakukan Gerakan Pangan Murah disetiap kecamatan secara serentak, untuk mengantisipasi naiknya harga kebutuhan pokok, kasihan masyarakat kita yang terkena dampak itu,” tegas Surunuddin
Selain itu, pihaknya juga akan memberikan makanan tambahan bagi para Ibu lanjut usia, ibu hamil dan stunting.
“makanan tambahan bagi masyarakat kita yang terkena dampak juga akan kita berikan seperti, telur dan juga susu agar dapat terpenuhi asupan nutrisinya ,”jelas 01 Konsel itu.
Bupati dua periode itu juga menginstruksikan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) soal antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Begitu juga dengan distribusi pasokan air bersih ke masyarakat.
“Ini bentuk dari perhatian pemerintah agar supaya dampak dari Elnino ini bisa diminimalisir,” Ucap Surunuddin
Diketahui, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Mengutip laman resmi BMKG, Beberapa daerah diprediksi akan memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami kekeringan yang ekstrem pada tahun ini.
Daerah tersebut meliputi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. Seluruh Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Sulawesi Tenggara.