BIKASMEDIA.COM, KONAWE SELATAN – Bupati Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Surunuddin Dangga meminta kasus penonaktifan Sudarsono Mangidi dari jabatan Camat Baito tidak digoreng-goreng.
Hal tersebut ditegaskan Surunuddin Dangga saat menggelar konferensi pers, di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (31/10/2024).
Dihadapan sejumlah awak media, Bupati Konawe Selatan dua periode ini menegaskan, bahwa penonaktifan Camat Baito ini tidak terkait kasus Supriyani.
Namun soal laporan dan pernyataannya terkait penembakan mobil dinasnya. Jadi ini murni soal kepentingan daerah, terkait keamanan dan kondusifitas daerah.
“Kita harus berhati-hati, karena yang bersengketa ini adalah oknum polisi dan ibu supriyani. Jadi kalau Digoreng-goreng saya akan dituduh membenturkan dengan pihak kepolisian secara organisasi, karena kami ini Forkopimda satu kesatuan dengan pemerintah daerah yang harus saling menjaga. Makanya yang saya sesalkan pernyataan pak Camat Baito dengan mengatakan bahwa mobilnya ditembak. Ini kan hal yang fatal,” tegas Surunuddin Dangga dihadapan sejumlah awak media.
Sebab, kata Surunuddin, kalau kasus penembakan yang terjadi bisa-bisa Densus 88 yang akan turun di Baito, dan akan menimbulkan keresahan di masyarakat. Ini masalah kamtibmas daerah, pihaknya tidak mau daerah Konawe Selatan dianggap rawan.
“Saya selaku penanggung jawab daerah tidak terima itu. Kasus supriyani harus dipisahkan, karena sudah berjalan sesuai dengan hukum. Kami tentunya berikan dukungan moril dan materil. Jadi, jangan dibelokkan bahwa karena membela atau mengantar Supriyani Camat Baito dinonaktifkan. Saya tarik dulu, saya isi dengan Kasat Linmas Kasat Pol PP untuk menenteramkan, karena pasca kasus Supriyani selesai sidangnya di hukum atau bebas, ada tanggung jawab lain karena mereka ini keluarga besar di Baito,” katanya.
Jadi, alasan pencopotan Camat Baito ini karena dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah di wilayahnya. Makanya ditarik dulu, kalau sudah tenteram dan sudah tidak ada masalah dikembalikan lagi.
“Jangan niat baik saya dipelesetkan untuk kepentingan seseorang. Camat itu adalah perpanjangan tangan Bupati, jadi segala sesuatunya itu harus dilaporkan. Tidak segampang itu kita komentar ditembak, karena penembakan itu berarti ada hal luar biasa. Bisa-bisa kita dianggap bahwa Pemda lagi mengada-ngada dan pasti Bupati lagi yang disalahkan,” ujar Surunuddin.
“Kita faham semua, jangan digoreng goreng. Ini untuk menenteramkan warga Baito makanya saya tarik dulu untuk pembinaan. Kalau sudah baik, nyaman dan dia (Sudarsono) sudah sadari kesalagannya kita kembalikan lagi. Saya ini PPK (pejabat pembina kepegawaian). Saya sangat sayangkan pernyataannya, karena kalau penembakan pasti ada selongsong peluru,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya pada Selasa (29/10/2024) lalu Bupati Konsel Surunuddin Dangga telah menonaktifkan Camat Baito. Surunuddin menilai Camat Baito (Sudarsono) tidak mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di wilayahnya.
“Ini kan dua-duanya warga desa di sana (Baito). Siapapun itu harus damai. Sehingga untuk Camat Baito saya tarik (nonaktifkan) dulu. Saya tugaskan dari Eselon II untuk membantu menyelesaikan,” ujar Surunuddin, Selasa (29/10).
Selain itu, lanjut Surunuddin, pencopotan Camat Baito juga karena penanganan kasus yang terjadi di Kecamatan Baito tidak pernah dilaporkan kepadanya selaku pimpinan.
“Camat tidak pernah menyampaikan atau menginformasikan. Sudah viral dimana-mana saya hanya mendengar dari informasi. Jadi kita tarik, kita tugaskan Eselon II untuk menyelesaikan,” ujarnya.
Kendati proses hukum berjalan, lanjut Surunuddin, tetapi antara kedua belah pihak yang sesama warga desa harus tetap aman.
“Langkah-langkah ini saya ambil, bukan berarti camat tidak mampu, tapi agar lebih mumpuni persoalan ini diselesaikan. Apalagi Pak Kasat Pol PP kan mantan camat juga. Di samping itu, agar koordinasi bisa berjalan baik,” imbuhnya.
“Kedua yang bersangkutan (camat) merasa diteror, sudah tidak nyaman. Melapor kepada saya mobilnya ditembak padahal mungkin hanya diketapel, jadi semua ini pemda ambil alih agar kondisi daerah stabil,” tegas Surunuddin.
Menurut Surunuddin, untuk menyelesaikan persoalan antara guru Supriyani dan keluarga Wibowo Hasyim sulit akan tercapai jika ada salah satu pihak yang tidak netral dan terkesan pro kepada salah satu pihak.
“Ini kan masyarakat Baito mereka. Jadi kita perlakukan sama. Sebenarnya mudah saja menyelesaikan ini karena isteri Aipda Wibowo Hasyim kan ASN, bu guru Supriyani kan pegawai kita juga,” kata Surunuddin.
Surunuddin mengatakan, posisi Pemda Konsel menyikapi persoalan ini adalah berada di tengah-tengah. Sebab, keduanya merupakan masyarakat Kecamatan Baito dan berdomisili di desa yang sama, Desa Wonua Raya.
Surunuddin mengimbau agar proses hukum berjalan dan tidak disikapi berlebihan oleh masyarakat.
“Mari menjaga kamtibmas kita, tidak usah saling salah menyalahkan, apalagi menjelang Pemilukada kan gampang baku tuduh menuduh. Jaga persatuan dan kesatuan. Saya berharap ini dipahami, langkah ini saya ambil demi kondusifitas dan kestabilan di tengah masyarakat,” tegas Surunuddin.
Sementara Sudarsono mengaku dirinya telah lalai karna tidak menyampaikan kepada bupati kejadian yang ada di wilayahnya.
“Saya meminta maaf kepada bupati karena tidak menyampaikan kasus ini,” Ujarnya dihadapan bupati dan awak media